Powered By Blogger

Selasa, 26 Juli 2011

hubungan antara pengetahuan dengan sikap orang tua dlm meminimalkan stres pada anak pra sekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan peran yang dimiliki seringkali orang tua dihadapkan pada kondisi sulit yang dapat menyebabkan kecemasan. Terlebih lagi apabila ada anggota keluarga yang sakit, sementara pada saat yang bersamaan juga dituntut untuk menjalankan peran penting di tempat lain (Supartini, 2004). Pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan pada anak dan juga orang tua. Hal ini menyebabkan gangguan emosional atau tingkah laku yang mempengaruhi kerja sama anak untuk perawatan, proses penyembuhan dan perjalanan penyakit selama anak dirawat. Beberapa faktor yang mempengaruhi dampak hospitalisasi pada anak diantaranya adalah berpisah dengan orang tua, tidak mengenal petugas dan likungan rumah sakit, pembatasan aktifitas dan merasa sebagai hukuman, kehilangan keutuhan atau cedera dan nyeri (Lewer, 2000).
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit sehingga anak harus beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit (Wong, 2000). Reaksi hospitalisasi pada anak bersifat individual yang dipengaruhi oleh tahap usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya di rumah sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimiliki anak (Supartini, 2004)
Reaksi hospitalisasi pada anak usia pra sekolah sangatlah banyak di rasakan karena anak belum bisa menerima perpisahan dengan orang tua, anak usia pra sekolah merasa cemas karena tidak bisa bertemu dengan teman sebaya, lingkungan rumah sakit yang dirasakan terpencil, kesepian, asing dan ritinitas rumah sakit bisa sangat membosankan (Smet, 2000). Dari reaksi yang di timbulkan di atas akan memunculkan kecemasan dan ketakutan anak di rumah sakit (Supartini, 2004)
Ketakutan yang muncul pada anak saat di rumah sakit yaitu ketakutan pada perawat dan dokter, serta lingkungan yang asing bagi anak. Anak merasa takut bila ada seorang perawat yang datang menghampirinya, anak tidak peduli dengan apa yang dilakukan perawat sekalipun tidak akan menyakitinya. Anak menganggap perawat akan melukainya dengan membawa suntikan atau peralatan lainnya. Anak berusaha untuk menolak perawat, tidak mau ditinggalkan orang tuanya, selalu memegang erat tangan orang tua, minta pulang, menangis kuat-kuat dan memukuli perawat, serta anak berlari-lari.(Supartini, 2004).
Dirawat di rumah sakit dapat membuat anak usia pra sekolah menunjukan tanda permasalahan lain seperti depresi, perasaan gugup yang mengarah pada isomnia, mimpi buruk, dan ketidak mampuan untuk berkosentrasi (Smet, 2000). Adanya kecemasan memungkinkan anak bertambah panik bahkan sampai stres sehingga anak sulit untuk diajak berperan dalam menjalani perawatan pengobatan. Dalam merawat anak usiapra sekolah, anak harus dapat merasakan suasana bermain supaya anak bereaksi baik terhadap pendekatan perawat kepadanya (Gunarso, 2005).
Salah satu alternatif untuk mengalihkan perhatian anak yang dirawat di rumah sakit adalah dengan adanya dukungan sarana bermain yang dapat memfasilitas anak untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan anak usia pra sekolah yang di rawat di rumah sakit, karena anak usia pra sekolah sangat senang bermain-main dengan anak seusianya (Ngastiyah, 2005). Sarana bermain bertujuan agar tumbuh kembang anak tidak terhambat walaupun anak sedang dirawat di rumah sakit serta permainan yang diberikan juga tidak memperberat sakit yang diderita anak, maka di sesuaikan dengan kemapuan anak dan kesukaan anak tersebut.
Menurut Siti Masrurih (2006) bahwa tingkat kecemasan yang di alami anak sebelum mendapat perlakuan terapi bermain paling banyak adalah cemas sedang sebanyak 4 pasein anak (40%), dan yang paling sedikit adalah cemas ringan sebanyak 1 pasien anak (10%), sedangkan setelah anak mendapat perlakuan terapi bermain paling banyak mempunyai cemas ringan sebanyak 6 pasein anak (60%), dan yang paling sedikit adalah cemas sedang sebanyak 4 pasien anak (40%) dari 10 anak.
Berdasarkan reaksi-reaksi yang di timbulkan anak usia pra sekolah akibat hospitalisasi, orang tua memegang peran penting dalam miminimalkan dampak dari hospitalisasi, agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit. Menurut (Supartini, 2000) Sikap orang tua dalam meminimalkan stress pada anak dengan memberi kasih sayang, kehangatan, responsif, mampu berempatidan menerima anak apa adanya, maka orang tua dapat mengatasi stress akibat hospitalisasi. Menurut Ngastiyah (2005) bahwa anak mengharapkan perawat selama perawatannya dapat menjadi pengganti ibu yang memenuhi kebutuhannya di rumah sakit, misalnya menyuapi, memberi kasih sayang dan sebagainya. Menurut Fitriyah (2002) bahwa peran perawat dalam mengatasi masalah psikologis krisis perpisahan pada anak usia pra sekolah , peran perawat baik ada 26% fase anak yang mengalami putus asa ada 18,7%.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2010, sudah tersedianya ruang bermain dan ada program terapi bermain, tetapi dari 10 anak prasekolah yang diamati 70% anak mengalami stress akibat hospitalisasi dengan tanda-tanda seperti menangis saat dilakukan tindakan, marah, menangis dan menendang.
Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan antara pengetahuan dengan sikap orang tua dalam memenimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah”.

B. Rumusan Masalah
Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad adalah RSUD yang merupakan rumah sakit rujukan di Propinsi Riau yang sudah ada pasilitas ruang bermain dan terapi bermain akan tetapi masih 70% anak prasekolah yang mengalami stress akibat hospitalisasi yang dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat merumuskan suatu masalah “Bagaimana Hubungan antara pengetahuan dengan sikap orang tua dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru? “

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap orang tua dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah. Di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengatahuan orang tua dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah
b. Untuk Mengetahui bagaimana gambaran sikap orang tua terhadap hospitalisasi pada anak pra sekolah
c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan sikap orang tua dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak pra sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar